Mengenai Saya

Foto saya
quw seorang siswa di sMk negeri 1 banjarmasin...

Kamis, 09 September 2010

Awasi Pacar, Perangkat Teknologi Dilibatkan

Washington, Pacar posesif alias cemburuan memang bisa melakukan apa saja demi mengawasi pasangannya. Tak tanggung-tanggung, perangkat teknologi pun ikut d
ilibatkan dalam usaha tersebut.

100407_rela_ptscintafix2.jpg
Survei yang dilakukan oleh Teenage Research Unlimited telah mengungkapkan semua perilaku kaum posesif tersebut.
Dalam survei yang melibatkan 615 remaja berusia 13 hingga 18 tahun dan 414 orang tua ini mengungkapkan, sebanyak 25% remaja yang berpacaran ternyata menerima pesan teks maupun telepon per jamnya dari pasangan mereka hanya untuk mengecek apa saja yang sedang dilakukan pasangannya itu.
Tak tanggung-tanggung, telepon maupun pesan tersebut datang pada tengah malam hingga jam 5 pagi. Bahkan, 1 dari 6 responden mengaku menerima 10
pesan atau lebih dalam waktu satu jam, di tengah malam.
“Menurut pakar kami, menghubungi seseorang sesering mungkin hanya untuk menanyakan berbagai hal adalah tindakan mengontrol dan menginti
midasi. Perilaku ini bukanlah perilaku biasa,” ujar Jane Randel, wakil presiden retailer busana Liz Claiborne Inc. yang menugaskan survei tersebut, seperti dilansir Reuters dan dikutip detikINET, Jumat (9/2/2007).
Lebih lanjut survei ini dirilis pada peluncuran loveisrespect.org, The National Teen Dating Abuse Hotline, yang merupakan layanan Internet dan telepon untuk membantu remaja yang terlibat dalam hubungan yang mengandung kekerasan.
Survei yang disponsori Liz Claiborne dan The National Domestic Violence Hotline ini juga mengungkapkan, lebih dari sepertiga remaja yang menjadi responden mengutarakan bahwa mereka terganggu dengan perilaku pasangan yang selalu mengirimi pesan teks. Dan seperempat responden mengungkapkan bahwa pasangan mereka selalu menggunakan ponsel, e-mail, blog dan chat room hanya untuk menghina mereka.
Sementara itu, 1 dari 5 responden mengatakan pasangan mereka menggunakan ponsel, e-mail maupun pesan instan dalam usaha pemak
saan untuk melakukan perilaku seksual. Dan 1 dari 10 responden mengaku sudah diancam dengan kekerasan.
Parahnya, 72% responden menolak memberitahu orang tua mereka seputar e-mail dan pesan teks gangguan yang mereka terima dari pasangan. Sementara 82% responden mengaku tak memberitahukan orang tua mereka tentang pemaksaan untuk melakukan tindakan seksual.
Mengapa mereka menolak melibatkan orang tua? Hampir setengah responden menggungkapkan hal-hal seperti ini bukanlah masalah serius, dan lebih dari seperempat beralasan takut kalau orang tua mereka melarang pemakaian perangkat teknologi tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar